Keterampilan Berbicara
Berbicara termasuk penguasaan bahasa yang bersifat aktif-produktif lisan. Yang dimaksud dengan berbicara adalah menuangkan pikiran dan perasaan dengan memakai bahasa lisan yang baik dan benar.
Dalam proses pembelajaran seringkali terjadi komunikasi lisan timbal balik atau dua arah atau multi arah. Oleh karena itu perlu adanya pembelajaran berbicara agar tidak salah persepsi dari apa yang telah disimak.
Suksesnya sebuah pembiacaraan sangat bergantung pada pembicara dan pendengar. Untuk itu diperlukan rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh seorang pembicara, seperti dinyatakan di bawah ini.
1) Menguasai masalah yang dibicarakan.
2) Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan.
3) Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar.
4) Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat.
5) Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu.
6) Pembicara sopan, hormat, dan memperlihatkan rasa persaudaraan.
7) Dalam kondisi dua arah, mulailah berbicara kalau sudah dipersilakan.
8) Kenyaringan suara.
9) Pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicara sepenuhnya.
Sebagai proses pembelajaran, berbicara dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Misalnya melakukan diskusi kelompok. Diskusi pada dasarnya merupakan suatu bentuk tukar pikiran. Pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah. Dengan demikian bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
1) Ada masalah yang dibicarakan.
2) Ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin diskusi.
3) Ada peserta sebagai anggota diskusi.
4) Setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur.
5) Kalau ada kesimpulan atau keputusan hal itu disetujui semua anggota.
Diskusi yang sifatnya melibatkan sejumlah massa sehingga terjadi interaksi massa, bentuknya dapat bermacam-macam. Antara lain (1) Diskusi panel, (2) Simposium, (3) seminar, (4) lokakarya, dan (5) Curah pendapat. Selain penjelasan di atas, proses pembelajaran dapat pula dilaksanakan melalui pidato dan ceramah.
Penilaian kemampuan berbicara. Untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan berbicara diperlukan hal-hal berikut:
1) Faktor Kebahasaan , yang mencakup:
a) Pengucapan vokal
b) Pengucapan konsonan
c) Penempatan tekanan/penempatan persendian
d) Penggunaan nada/irama
e) Pilihan kata
f) Pilihan ungkapan
g) Variasi kata
h) Tata bentukan
i) Struktur kalimat
j) Ragam kalimat
2) Faktor Non-kebahasaan, yang mencakup:
(a) Ekspresi
(b) Sikap
(c) Penampilan
(d) Gaya bicara
Contoh jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya untuk keterampilan berbicara di antaranya : Micropon, gambar berseri, handycam dll.
Be the first to reply!
Post a Comment
Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih