"Lakukan sesuai kapasitasmu, dan jangan pernah meminta untuk kau tunda apa yang menjadi ke inginanmu"

Monday, September 23, 2013

HAKEKAT dan STRUKTUR DRAMA


Hakikat Drama


Hakikat dan Struktur Drama
Kata  drama  berasal  dari  bahasa  Greek;  tegasnya  dari  kata  kerja  dran  yang  berarti
“berbuat, to act atau to do”. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau beraksi (action). Drama  cenderung  memiliki  pengertian  ke  seni  sastra.  Di  dalam  seni  sastra,  drama setaraf dengan jenis puisi, prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience).


Sementara  Bethaazar  Verhagen  yang  dikutip  oleh  Slamet  Mulyana,  mengatakan bahwa  drama  adalah  kesenian  melukiskan  sifat  dan  sifat  manusia  dengan  gerak. Berdasarkan   penjelasan   di   atas   dapat   diambil   kesimpulan   bahwa   drama   pada dasarnya adalah salah satu cabang seni sastra yang mementingkan dialog, gerak, dan perbuatan  menjadi           suatu  lakon  yang  dipentaskan  di  atas  panggung.  Drama  juga adalah     seni            yang    menggarap      lakon-lakon     mulai   sejak    penulisannya   hinggga pementasannya  yang  membutuhkan  ruang,  waktu,  dan  khalayak  atau  hidup  yang disajikan  dalam  gerak  yang  memuat  sejumlah  kejadian  yang  memikat  dan  manarik hati.

Dalam  bahasa  Indonesia  terdapat  istilah  “sandiwara”.  Istilah  ini  diambil  dari  bahasa Jawa  “sandi”  dan“warah”,  yang  berarti  pelajaran  yang  diberikan  secara  diam-diam atau  rahasia  (sandi  artinya  rahasia,  dan  warah  artinya  pelajaran).  Istilah  sandiwara seperti yang dipakai pada sandiwara radio atau sandiwara pentas menunjukkan bahwa kata sandiwara dapat menggantikan kata drama.

Selain kedua istilah di atas, kita juga mengenal istilah teater. Teater dan drama pada dasarnya memiliki arti yang sama, tetapi berbeda uangkapannya. Teater berasal dari kata yunani kuno "theatron t" yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan. Jika peristiwa  atau  cerita  tentang  manusia  kemudian  diangkat  ke  suatu  pentas  sebagai suatu bentuk pertunjukan, maka menjadi suatu peristiwa Teater. Kesimpulannya teater tercipta karena adanya drama. Hal senada diungkapkan oleh Henri G. Tarigan bahwa dalam  sastra  Indonesia  drama  dipisahkan  atas  dua  pengertian.  Pertama,  drama sebagai  text  play  atau  naskah  karya  sastra  milik  pribadi,  yaitu  naskah  bacaan  milik penulis drama yang masih membutuhkan pembaca soliter dan perlu digarap yang baik dan teliti jika ingin dipentaskan.  Kedua, drama sebagai teater atau pementasan adalah seni  kolektif  atau  pertunjukan  yang  siap  dipentaskan  sehingga  berfungsi  sebagai tontonan pertunjukan.
Struktur Drama

Unsur-unsur  drama  pada  dasarnya  tidak  jauh  berbeda  dengan  unsur-unsur  dalam prosa fiksi. Unsur-unsur tersebut adalah
plot atau alur, tokoh atau karakter, dialog, latar atau setting. Apabila drama sebagai naskah itu dipentaskan maka dilengkapi dengan unsur  gerak  atau  action,  tata  busana  dan  tata  rias,  tata  panggung,  tata  bunyi  atau suara, dan tata lampu atau sinar.


Plot atau Alur

Plot atau alur dalam drama tidak jauh berbeda dengan plot atau alur dalam prosa fiksi. Drama juga mengenal tahapan plot, seperti tahapan permulaan (beginning), pertengahan  (middle),  menuju  akhir  (ending).  Dalam  drama  istilah  tersebut  dikenal dengan nama eksposisi, komplikasi, dan resolusi. Eksposisi mendasari dan mengatur gerak dalam masalah-masalah waktu dan tempat. Eksposisi memperkenalkan pelaku, yang  akan  dikembangkan  dalam  bagian  utama  lakon  itu,  dan  memberikan  suatu indikasi   resolusi.

Komplikasi bertugas mengembangkan konflik. Pelaku utama mengalami  gangguan,  penghalang  dalam  mencapai  tujuannya,  membuat  kekeliruan, yang akhirnya kita dapat meneliti tipe manusia bagaimanakah sang tokoh itu. Resolusi harus  berlangsung  secara  logis  dan  mempunyai  hubungan  yang  wajar  dengan  apa yang   mendahuluinya,   yang   terdapat   dalam   komplikasi.   Butir   yang   memisahkan komplikasi dari resolusi disebut dengan klimaks atau turning point. Akhir pertunjukan mungkin berupa happy end, mungkin sebaliknya unhappy-end.

Plot dalam drama dapat disajikan dengan pelbagai jalinan, antara lain:
1.    Jalinan  sirkuler,  bila  plot  disusun  dari  peristiwa  A  dan  akhirnya  kembali  ke peristiwa  A.  Misalnya, drama  Aduh karya  Putu Wijaya.  Drama  tersebut  dimulai dengan datangnya orang yang sedang sakit, lalu berakhir pula dengan sebuah adegan  yang  sama  yaitu  hadir  orang  yag  sedang  sakit,  bahkan  dengan  dialog yang persis sama dengan peristiwa sebelumnya.
2.    Jalinan  linear,  bila  plot  disusun  secara  kronologis  dari  peristiwa  A  sampai peristiwa Z.
3.    Jalinan  episodik,  bila  jalinan  plotnya  terpisah.  Maksudnya  dalam  satu         drama mengandung dua atau lebih jalinan peristiwa

Tokoh atau Karakter
Tokoh adalah pelaku cerita yang menggerakan plot dari suatu tahapan ke tahapan lain. Kalau drama sebagai naskah dipentaskan, tokoh itu akan diperagakan seorang pelaku atau aktor. Pada saat itu, karakteristik dari karakter-karakter akan semakin jelas dan hidup daripada karakteristik tokoh dalam prosa fiksi.
Dalam drama gambaran tentang tokoh-tokoh cerita akan lebih jelas dan konkret, juga akan lebih hidup. Hal tersebut karena dalan drama tokoh-tokoh itu ditampilkan secara jelas,  dapat  dilihat  bentuk  tubuhnya,  dapat  diperhatikan gerak-geriknya,  dapat  dilihat mimik atau gerak raut mukanya, bahkan dapat didengar suaranya.
Seperti halnya penokohan atau karakteristik pada novel, karakter pada drama dibagi menjadi tiga, yaitu:

1.    Protagonis,  yaitu  tokoh  kebajikan  yang  diharapkan  mendapatkan  simpati  dan empati penonton.
2.    Antagonis, yaitu tokoh berprilaku jahat sebagai penentang tokoh utama.
3.    Tritagonis, yaitu tokoh penengah atau pendamai dari konflik cerita.

( diambil dari buku Drama KKG )

Nining Ipkompas
IPTEK BAHARI Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih

     
    Ipkompas