"Lakukan sesuai kapasitasmu, dan jangan pernah meminta untuk kau tunda apa yang menjadi ke inginanmu"

Tuesday, June 04, 2013

SRTUKTUR FISIK PUISI

Struktur Fisik Puisi


Struktur fisik puisi atau unsur-unsur bentuk puisi merupakan unsur estetik yang membangun  struktur  luar  puisi.  Struktur  fisik  puisi  dapat  ditelaah  di  dalam metode puisi, meliputi: diksi,pengimajian,kata konkret,bahasa figurative (majas),versifikasi (rima dan ritma),dan tata wajah (tipografi dan enjambemen).Berikut adalah uraian mengenai   aspek-aspek struktur fisik tersebut.


a. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan dengan secermat oleh penyair. Diksi merupakan  pemilihan  kata  yang  tepat,  padat,  dan  kaya  akan  nuansa  makna dan suasana  sehingga  mampu  mengembangkan  dan  mempengaruhi  daya imajinasi pembaca.  Pada  saat  pemilihan  kata  ini,  sering  terjadi  pergulatan dalam  diri penyair bagaimana dia memilih kata yang tepat,baik yang mengandung  makna  denotative maupun  yang  bermakna  konotatif.  Selain  itu, penyair juga mempertimbangkan urutan katanya, bunyi katanya, dan kekuatan (daya magis) dari kata-kata tersebut.

Puisi merupakan bentuk puisi yang bersifat konsentratif dan aksentuatif, artinya lebih  memusatkan  pada  isi  dari  pada  kulit  luarnya.  Hal  ini  akan  berpengaruh terhadap  pemilihan  kata-kata  yang  digunakan.  Kata-kata  yang  digunakan  di dalam  puisi  bersifat  singkat,  padat,  mantap,  berat  dan  sarat  akan  makna. Pemadatan di dalam puisi dapat dicapai dengan penghematan pemakaian kata- kata. rinsip yang harus diingat adalah bahwa menulis puisi bukan menulis kata- kata, melainkan menulis esensi dari kata-kata itu (Tjahyono, 1988:59). Berdasarkan   uraian   di   atas,   hal   yang   harus dipahami   dalam   diksi   atau pemilihan kata itu adalah: perbendaharaan katanya, urutan katanya, dan daya sugesti  katanya.  Perbendaharaan  kata  sangat  penting untuk  mengungkapkan kekuatan  ekspresi.  Antara  penyair  yang  satu  dengan penyair yang  lainnya tidaklah  sama,  karena  dilatarbelakangi  oleh  faktor  sosial  budaya penyair, daerah, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, dan lain-lain. Oleh karena itu, sering  ditemukan  puisi  yang  dibangun  oleh  kalimat-kalimat  yang  terpenggal, kurang sempurna,  bahkan  kadang  terdiri  atas  satu  kata  saja.  Perhatikanlah puisi Chairil Anwar di bawah ini!

ISA
itu tubuh mengucur darah mengucur darah
rubuh patah
mendampar tanya: aku salah? kulihat tubuh mengucur darah aku berkaca dalam darah terbayang terang di mata masa bertukar rupa ini segera
mengatup luka
aku bersuka
itu tubuh mengucur darah mengucur darah

Urutan  kata  (word  order)  di  dalam  puisi  bersifat  beku.  Artinya,  urutan  kata tersebut tidak dapat dipindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan kata tersebut. Cara penyusunan urutan kata itu (baik urutan dalam  tiap  baris  maupun  urutan dalam  suatu  bait  puisi)  sangat  bergantung kepada penyair itu sendiri.
Daya sugesti kata-kata sangat diperhatikan oleh penyair. Sugesti ini ditimbulkan oleh  makna kata  yang  dipandang  sangat  tepat  mewakili  perasaan  penyair. Karena ketepatan pilihan kata dan ketepatan penempatannya, maka kata-kata itu  seolah-olah  memancarkan  daya  gaib yang mampu memberikan  sugesti kepada  pembaca  untuk  ikut  sedih,  terharu, bersemangat, ataupun  marah sekalipun.

Nining Ipkompas
IPTEK BAHARI Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih

     
    Ipkompas