HAL-HAL YANG PENTING DIPERHATIKAN DI DALAM PENULISAN PROSA
Salah satu teknik menulis cerita adalah menentukan tema
cerita.
Tema itu idealnya haruslah
unik dan menarik. Namun, tema cerita untuk anak pada umumnya berkenaan dengan persahabatan dan petualangan. Anak-anak juga banyak yang menyenangi cerita-cerita yang bertema keajaiban dan cerita-cerita hantu. Walaupun memiliki pola yang sama,
guru sebaiknya
bisa mengajak
siswa untuk menentukan tema-tema
yang unik dengan sudut pandang yang berbeda.
Dari satu objek yang sama, pasti ada sudut-sudut yang unik yang dapat ditulis siswa. Mereka dapat membumbui
cerita-ceritanya dengan
fantasi
dan pengalaman pribadinya yang tentunya
tidak
akan
sama dengan
pengalaman yang dimiliki
orang
lain.
2. Menyajikan Paragraf Pertama yang Mengesankan
Selain judul, paragraf pertama adalah
etalase
sebuah
cerita.
Paragraf pertama berperan
sebagai kunci pembuka bagi pembaca agar mereka mau meneruskan
pada bagian
cerita selanjutnya. Khususnya
untuk
cerpen, karena merupakan karangan pendek, mestinya paragraf pertama lagsung masuk ke pokok persoalan dan bukannya melantur pada hal-hal yang klise apalagi
bila
kemudian terkesan menggurui. Hal tersebut tentunya hanya menghadirkan kebosanan dan rasa apatis bagi pembacanya.
3. Pertimbangkan
Pembaca dengan Baik
Pembaca adalah konsumen, sedangkan pengarang adalah produsen. Produsen harus senantiasai mempertimbangkan mutu produknya agar bisa dipasarkan. Pembaca sebagai konsumen memerlukan bacaan yang baru, segar, unik, menarik, dan menyentuh rasa kemanusiawian.
Pembaca cerita anak tentu saja adalah anak-anak. Mereka masih memiliki keterbatasan didalam pembendaharaan kosakatanya,
kemampuan berpikir,
bahkan
pengalamannya.
Oleh
karena itu, penulis haruslah memperhatikan karakteristik tersebut. Alurnya tidak terlalu kompleks, watak tokohnya bersifat hitam-putih, dan bahasanya sederhaa. Meskipun demikian, tetap saja cerita itu harus menghibur dan menimbulkan kepenasaranan bagi pembacanya.
4. Menggunakan Kalimat Sederhana dan Efektif
Kalimat-kalimat dalam
prosa
adalah
kalimat berkategori kalimat efektif. Kalimat efektif untuk prosa
anak dapat diartikan sebagai kalimat
yang sederhana sehingga pembaca merasa mudah untuk menangkap maksud dari setiap
bagian
prosa itu hingga tamat. Kalimat-kalimat itu tidak lebih dari
4-5 kata. Di samping
terampil menggunakan kalimat efektif, penulis
dituntut pula memiliki kekayaan kosakata dan gaya
bahasa agar cerita itu mengalir
dengan lancar
dan tidak
kering
serta
membosankan.
5. Sentakan Akhir
Prosa harus diakhiri ketika persoalan sudah dianggap selesai. Kecenderungan cerita-cerita mutakhir adalah sentakan akhir yang membuat pembaca ternganga
dan
penasaran. Mestinya
cerita
tersebut masih ada
lanjutannya,
namun
lanjutannya
itu hanya berada
di pikiran
pembaca sendiri. Terserah
pembaca
menafsirkan akhir cerita. Yang jelas, teks cerpen sudah berakhir
sebagaimana dikehendaki pengarangnya.
Pendek kata, akhir cerita merupakan sentakan yang membuat pembaca terkesan. Kesan yang ditimbulkannya mungkin bermacam-macam, senyum-senyum, menarik nafas panjang atau merenung dalam karena terharu tanpa harus menuliskan kata-kata sedih. Kuncinya dari semua itu ada pada sentakan
akhir dalam paraf penutup cerita itu.
Untuk prosa
anak,
”pembiaran”
akhir
cerita
yang diserahkan pada diri siswa
haruslah disesuaikan dengan
pola`pikir mereka
yang memang masih
sederhana.
Meskipun demikian, siswa pun memiliki kemampuan
berimajinasi yang luar biasa. Aspek inilah yang merupakan kehebatan yang dimiliki siswa. Oleh karena
itu, mungkin
saja
seorang penulis melakukan sentakan-sentakan akhir cerita yang membuat pembaca (siswa) menjadi
penasaran.
Namun, pembiaran itu haruslah
terjangkau
oleh pola pikir siswa yang
masih bersifat hitam putih.
Be the first to reply!
Post a Comment
Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih