Puisi Menurut Riffaterre
a. Penggantian Arti
(displacing of meaning)
Terjadinya penggantian arti karena digunakannya bahasa kiasan di
dalam karyapuisi,seperti penggunaan majas
metafora,metonimia,simile
(perbandingan),
personifikasi,sinekdok, dan lain-lain. Perhatikanlah sajak berikut.
SAJAK PUTIH
Chairil Anwar
Bersandar pada tari
warna pelangi
Kau depanku
bertudung sutra
senja
Di hitam
matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air
kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menari
menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu
bagiku
menengadah
Selama kau darah mengalir
dari
luka Antara kita
mati datang tidak membelah
/Di hitam
matamu kembang mawar dan melati / mawar
dan melati adalah metafora
dalam baris
tersebut,
bermakna sesuatu yang indah. /sepi menyanyi/ merupakan
personifikasi ‘sepilah yang menyanyi’, dan seterusnya.
b. Penyimpangan Arti
Penyimpangan arti ini disebabkan oleh tiga hal, yaitu: ambiguitas, kontradiksi,
dan nonsene.
(1) Ambiguitas
Ambiguitas ini disebabkan oleh bahasa puisi itu bermakna ganda (polyinterpretable), apalagi di dalam
puisi. Ambiguitas ini dapat
berupa kata, frase,klausa, ataupun kalimat. Hal ini disebabkan oleh sifat puisi yang berupa pemadatan. Berikut contoh ambiguitas di dalam
sebuah sajak
pada puisi
Chairil Anwar.
DOA
Chairil Anwar
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
dalam termangu
aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
tinggal kerdip
lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintu-Mu
aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling
Dalam baris pertama terlihat bahwa si ”aku” masih /termangu/, atau ragu-ragu akan adanya Tuhan, tetapi si ”aku” masih menyebut-nyebut nama Tuhan. Pada
bait kedua,
meskipun si ”aku” merasa
sangat
/susah/ untuk menyebut nama Tuhan, tetapi si aku /masih menyebut/ nama-Nya, karena ia sadar bahwa
Kau itu
/penuh
seluruh/. Klausa “Kau
penuh
seluruh”, mempunyai makna
ganda, bisa
dimaknakan: Engkau mutlak
ada, Engkau maha sempurna adanya, keberadaan-Mu tidak dapat diingkari, Engkau
sungguh-sungguh ada secara utuh.
/Aku hilang bentuk/ /remuk/ dimaknakan bahwa si ”aku” sangat menderita, dan karena seakan
si aku tidak berbentuk dan berwujud lagi.
Dalam
keadaan seperti
itu pula si
aku merasa bahwa dirinya seakan /mengembara
di negeri asing/,
terpencil
dari
yang
lain.
Dalam
keadaan tidak berdaya, si ”aku” masih berusaha /mengetuk pintu/ Tuhannya
yang maha Rohman. Karena itu juga, si aku /tidak bisa berpaling/.
Be the first to reply!
Post a Comment
Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih