MENYINGKAP METODE PEMBELAJARAN BERBASIS AL-QUR’AN

 MENYINGKAP METODE PEMBELAJARAN BERBASIS AL-QUR’AN

I. Muqaddimah

Al-Qur’anul Karim yang terdiri dari 30 juz, 114 surat, dan jumlah ayatnya banyak sebutan yang bervarisi, yaitu penduduk kuffah menyebut 6217 ayat, penduduk basrah menyebut 6214 ayat, penduduk Indonesia menyebut 6.666, sedangkan pendapat Ad Dani mengatakan bahwa Al-Qur’an terdiri dari 6210 ayat, dan Syuraih ibn Yazid Al Hamshi Al Hadhrami menyebut sebanyak 6204 ayat, serta menurut riwayat Hamzah ibn Habib Az Ziyat dan Sufyan ibn Uyainah dari Ali ibn Abi Tholib menyebutnya sebanyak 6236 ayat. Ayat-ayat itu menguraikan berbagai persoalan hidup dan kehidupan manusia, antara lain sebagai petunjuk dalam berbagai aktifitas kehidupan manusia, termasuk yang menyangkut alam raya dan fenomenanya baik yang tersurat maupun yang tersirat dibalik yang tersurat tersebut.

Artinya ada ayat yang menyatakan secara tegas(tersurat)  maupun tersembunyi (tersirat) yang memerlukan penafsiran, persepsi, sudut pandang, dan lain-lain sehingga Al-Qur’an benar-benar kaya akan konsepsi keilmuan (baik ilmu pengetahuan empiris (melalui kajian dan telaah yang bersifat  eksperiment atau experience) maupun ilmu tentang substantif yang mengkaji hal-hal gaib (melalui kajian logika dan intuisi manusia). Dan Al-Qur’an selain telah menguraikan hakikat ilmu pengetahuan, juga telah mengikrarkan dirinya sebagai tibyanan likulli syay’i (QS 16:89) maksudnya bukan menegaskan bahwa ia mengandung segala sesuatu, tetapi bahwa Al-Qur’an terdapat segala pokok petunjuk yang menyangkut kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.

Al-Ghazali berpendapat  bahwa segala ilmu pengetahuan baik yang telah, sedang dan yang akan ada, kesemuanya terdapat dalam Al-Qur’an. Termasuk didalamnya matematika, astronomi, planet dan antariksa, teknologi, kedokteran, pertanian, fisika, kimia dan lain sebagainya.

II. Al-Qur’an dan alam raya

Paling sedikit ada 3 hal penting yang dapat dikemukakan:

(1)    Al-Qur’an menganjurkan kepada manusia untuk memperhatikan dan mempelajari alam raya dalam rangka memperoleh manfaat dan kemudahan bagi kehidupannya, serta untuk mengantarkan pada suatu kesadaran akan Keesaan dan Kemahakuasaan allah SWT.

(2)    Alam dan segala isinya beserta hokum-hukum yang terkandung di dalamnya dan yang mengaturnya, diciptakan, dimiliki dan dibawah kekuasaan Allah

(3)    Redaksi ayat-ayat kawniyah bersifat ringkas, teliti dan padat, sehingga penafsiran terhadap ayat tersebut dapat bervariasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan pengetahuan masing-masing. Disinilah al-qur’an mengajarkan kepada kita untuk menggunakan akal sehat kita untuk berpikir kritis, kreatif dan innovative. (afala ta’qilun, afala ta’lamun, afala yatafakkarun, afala tubsirun, afala yasma’un dan sebagainya).

III. Al-Qur’an dan Matematika

Al-qur’an telah memberikan banyak isyarat tentang konsep-konsep matematika, ada yang dinyatakan secara tegas seperti konsep bilangan asli, bilangan genap dan ganjil, ada juga yang memberikan kesempatan untuk dikembangkan konsep lainnya, seperti konsep himpunan, ketakhinggaan.  Symbol-simbol matematika ada yang dinyatakan secara tersurat dan tersirat seperti konsep garis, konsep operasi (+, -, x, :) atau konsep relasi (>, <, =), konsep himpunan (Ç, È. Í, Î) dan lain-lain.

Konsep bilangan asli dapat dirasakan adanya penyebutan angka “ahad-wahid, isnaini, tsalatsah, arba’ah, khomsah, sittah, sab’ah, tsamaniyah, tis’ah, ‘asyara, ahada ‘asyara, dan lain-lain”, juga dinyatakan dalam urutan ayat dinyatakan dalam bilangan asli. Selain itu juga banyak ditemukan oleh para ahli tentang system nomerasi didalamnya seperti bilangan prima (yang mayoritas ganjil), kehebatan angka 19, dan angka 17 dan lain sebagainya.

IV.Al-Qur’an dan Bahasa

Al-Qur’an yang  dituangkan dalam bahasa arab selain untuk menunjukkan keotentikannya juga dimaksudkan untuk  memudahkan dalam menangkap isi dan kandungan maknanya (lihat  QS: yusuf: 5 ). Maka dari itu dalam Al-Qur’an secara tegas mengajarkan bahasa seperti membaca, menulis, berbicara, bercerita, puisi dan prosa.

·         Perintah membaca dan menulis (Al Alaq 1-5)

·         Dasar hokum membaca ( An Nahl 96)

·         Dasar hokum mendengarkan bacaan ( Al A’rof 204)

·         Menghayati bacaan (An Nisa’ 43)

Selain hal tersebut Al-Qur’an memiliki kadungan cerita yang nyata (cerita pendek dan panjang),  keindahan syairnya (puisi dan prosa) sehingga orang kafir mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah syair karangan Muhammad belaka. Dalam Al-Qur’an mengajarkan tentang menulis dan berbicara yang baik sebagaimana dalam surat Luqman : 19, perintah berbicara secara lunak,  celaan terhadap orang yang berbicara tanpa amal (surat Ash Shoof: 2-3)

V.Al-Qur’an dan Peternakan (Biologi)

Al-Qur’an telah memberikan gambaran tentang binatang peternakan dan pertanian untuk manusia. ( baca Al-An’aam 142-146; Al-Mukminun 21-22; Yaasin 71-72; Al-Baqoroh, An-Nahl, Al-‘Ankabut, An-Naml, dll.

VI.Al-Qur’an dan kedokteran

Al-Qur’an sebagai obat bagi segala penyakit  psikis maupun psikologis; Baca (Faidza marittu fahuwa yashfiin). Artinya jika dalam Al-Qur’an secara substansial membicarakan penyakit, tentu ada penjelasan lain mengenai cara mengobatinya.

VII.Al-Qur’an dan Astronomi

Ilmu tentang antariksa secara garis besar telah dibahas dalam Al-Qur’an Al-Kariem, benda-benda langit seperti bintang, bulan dan matahari banyak disindir di dalamnya. (baca Al-Hijr 16, Al-Furqon 61, Ash Shoffat 7, Al-Mulk 5 tentang langit yang dihiasi bintang. Di langit ada garis edar bintang dalam Al-Maidah 7; bintang sebagai petunjuk jalan tertuang dalam An-Nahl 16 dan Al-An’aam 96). Penjelasan tentang proses perubahan bulan (Yaasin 39); bulan sebagai tanda waktu (Al-Baqarah 189). Matahari dan bulan sebagai sarana perhitungan waktu (Al-An’aam 96, Yunus 5), tempat terbit dan tenggelamnya matahari.
(dikutip dari bahan workshop Bapak as'aril)

demikian artikel berikutnya anda dapat membacanya di Menyingkap Metode Pembelajaran Berbasis Al-Quran Bagian II.

Nining Ipkompas

IPTEK BAHARI Updated at: Sunday, February 10, 2013