"Lakukan sesuai kapasitasmu, dan jangan pernah meminta untuk kau tunda apa yang menjadi ke inginanmu"

Sunday, April 07, 2013

PENGERTIAN PUISI DAN HAKEKAT PUISI

PENGERTIAN PUISI DAN HAKEKAT PUISI


Pengertian puisi sebagai karangan terikat sudah tidak bisa diterima. Hal itu karena wujud puisi sudah mengalami perkembangan. Perkembangan itu pula yang menyebabkan pengertian puisi pun berkembang.


Secara  etimologis  kata  puisi  berasal  dari  bahasa  Yunani  poeima  yang  berarti
membuat, poeisis yang berarti pembuatan, atau poeites yang berarti pembuat, pembangun,  atau  pembentuk.  Di  Inggris  puisi  disebut  poem  atau  poetry  yang artinya tak jauh berbeda dengan to make atau to create sehingga lama sekali di Inggris puisi disebut maker.



Secara istilah, puisi dapat diartikan sebagai berikut.
1.   Puisi adalah pengucapan dengan perasaan sedangkan prosa pengucapan dengan pikiran
(H.B.Jassin dalam Thahjono, 1988: 49)
2.   Puisi mengajarkan sebanyak mungkin, dengan kata-kata sedikit mungkin.
(Ralph Waldo Emerson dalam Thahjono, 1988: 49)
3.   Puisi  merupakan  bentuk  kesusasteraan  yang  menggunakan  pengulangan suara sebagai ciri khasnya (rima, ritme, musikalitas).
(Slamet Mulyana dalam Ristiani, 2003:17)

4.   Puisi merupakan suatu karangan yang mengandung irama. Irama merupakan  ciri  puisi  yang  membedakannya  dengan  prosa.  Perbandingan puisi dan prosa diibaratkan dengan orang yang menari dan berjalan biasa.
(H.B. Yasssin dalam Ristiani, 2003:18)

5.   Puisi  merupakan   bentuk  pengucapan  bahasa yang  ritmis, yang mengungkapkan   pengalaman intelektual   yang  bersifat imajinatif  dan emosional.

(Clive Samson dalam Ristiani, 2003:19) Berdasarkan batasan di atas, wujud puisi itu adalah bahasa yang padat (sedikit kata-kata, tetapi mengandung banyak makna). Keindahan struktur bahasa yang digunakan sangat diperhatikan (rima, ritme, musikalitas). Apa yang tersembunyi di  balik  bahasa  yang  digunakan  itu  adalah  makna  yang  ingin  disampaikan. Makna yang dikandungnya tersebut dapat berupa pikiran, perasaan, pendapat, kritikan, dan lain-lain.

Pemadatan di dalam puisi adalah pengintensifan segala unsur bahasa. Unsur- unsur  bahasa  tersebut  di  dalam  penyusunannya  dirapikan,  diperbagus,  diatur sebaik-baiknya   dengan   memperhatikan  keindahan  bunyi  (rima,  ritme,  dan musikalitas).

Seperti yang dikemukakan di atas bahwa hakikat puisi tidak terletak pada bentuk formalnya.  Bentuk  formal  hanyalah  sebagai  sarana  kepuitisan  yang  digunakan penyair  untuk  mengekspresikan  pikiran  dan  perasaannya.  Ada  tiga  aspek  yang perlu dipahami untuk mengerti hakikat puisi, yakni: 1) fungsi estetik; 2) kepadatan; dan 3) ekspresi tidak langsung.

1.   Fungsi Estetik

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra, fungsi estetik sangat dominan, sangat berkuasa. Tanpa fungsi seni ini, karya kebahasaan tidak dapat disebut sebagai  karya  seni  puisi.  Unsur-unsur  estetik  atau  keindahan  di  dalam  karya puisi               tersebut           merupakan         unsur-unsur   kepuitisan seperti   diksi,            rima
(persajakan), irama, gaya bahasa, dan sebagainya.

2.   Kepadatan

Yang  dimaksud  dengan  kepadatan  adalah  pemadatan  kata-kata.  Di  dalam puisi, tidak semua peristiwa diceritakan, akan tetapi yang diekspresikan adalah inti  masalah,  atau  inti  cerita.  Karena  itu,  kadang-kadang  kata-kata  hanya diambil  inti  dasarnya.  Imbuhan-imbuhan,  baik  awalan  maupun  akhiran  sering dihilangkan. Perhatikanlah contoh sajak di bawah ini:


                         PENERIMAAN


Chairil Anwar


Kalau kau mau kuterima kau kembali
n sepenuh hati


Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani Kalau kau mau kuterima kau kembali Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi


Sajak Penerimaan ini penuh pemadatan. Banyak kata yang hanya menggunakan inti  dasarnya,  kata  selengkapnya  atau  imbuhan  dihilangkan,  seperti  pada  kata
/kau/ (engkau), /kutahu/ (aku mengetahui), /dulu/ (dahulu), /tunduk/ (menunduk). Selain  itu,  ada  kalimat-kalimat  yang  dihilangkan,  sehingga  hubungan  antar- kalimatnya implisit, misalnya: /Kalau kau mau kuterima kau kembali/ (tetapi tentu hanya  untukku  sendiri;  jangan  terbagi  dengan  yang  lain;  sekalipun  aku  sadar keberadaanku; tidak pantas dengan dirimu); (karena) /sedang dengan cermin aku enggan berbagi/.

Kata-kata dan kalimat-kalimat tambahan yang tidak dieksplisitkan dalam sajak disimpan dalam tanda kurung.

3.   Ekspresi Tidak Langsung

Puisi  merupakan  karya  puisi  yang  berisi  ekspresi  seorang  penyair.  Ekspresi yang dikemukakan adalah ekspresi pikiran atau gagasan atau perasaan yang tidak  langsung.  Ketidaklangsungan  ekspresi  itu  menurut  Riffaterre  (1978:120) disebabkan  oleh  tiga  hal,  yakni:  a)  karena  penggantian  arti  (displacing  of meaning); b) karena penyimpangan arti (distorting of meaning); dan c) karena penciptaan arti (creating of meaning).

Nining Ipkompas
IPTEK BAHARI Updated at:
Get Free Updates:
*Please click on the confirmation link sent in your Spam folder of Email*

Be the first to reply!

Post a Comment

Disarankan berkomentar menggunakan Akun Google+, komentar SPAM (menyertakan link hidup, minta kunjungan balik & nama blog) otomatis tidak akan muncul.
Pertanyaan silahkan ke halaman kontak, atau bertanya dulu kepada admin. terimakasih

     
    Ipkompas